PENGARUH PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP
HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 30
MUARO JAMBI
Usulan proposal untuk skripsi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Prodi pendidikan ekonomi
Diajukan Oleh :
Yulianto
(A1A110011)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan
kepribadian manusia. Sebagai suatu proses pendidikan tidak hanya berlangsung
pada satu saat saja akan tetapi berlangsung secara berkelanjutan tanpa dibatasi
adanya usia yang biasanya disebut dengan istilah pendidikan seumur hidup (long life education). Pendidikan menjadi
suatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar
mampu bersaing dengan sesamanya.
Belajar
merupakan suatu proses yang dibutuhkan oleh manusia untuk memperoleh
pengetahuan. Belajar dapat didefiniskan sebagai usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk mengubah tingkah laku secara menyeluruh yangdiperoleh melalui
proses mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan lingkungan
sekitarnya (Slameto, 2003:2). Proses belajar yang dilakukan sebagai upaya
mendapatkan perubahan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Proses
belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat internal dan eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam siswa. Faktor tersebut
meliputi sikap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar,
menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan,
kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa,
inteligensi dan keberhasilan belajar, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa.
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan belajar siswa.
Faktor tersebut meliputi guru sebagai pembelajar, prasarana dan sarana
pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah, serta
kurikulum sekolah (Dimyati, 1994:225).
Menurut Sardiman A.M. ( 2000:2), proses pembelajaran
mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar yang
melaksanakan tugas pembelajaran di satu pihak, dengan warga belajar (murid)
yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain. Sehingga guru sebagai
tenaga pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas dan kemudahan untuk suatu
kegiatan belajar murid dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara
maksimal. Pada kenyataannya masih ada murid yang menunjukkan gejala tidak dapat
mencapai hasil belajar yang diharapkan. Beberapa murid menunjukkan nilai-nilai
yang rendah meskipun telah diberikan kondisi (waktu, materi) yang sama dan
diusahakan dengan sebaik-baiknya oleh guru.
Hasil belajar siswa dalam setiap mata pelajaran
tentu bervariasi namun setiap guru mengharapkan siswa memperoleh hasil belajar
optimal dan berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Akan tetapi
kenyataan ini tentu kadang bertolak dari harapan guru, dalam pembelajaran
kadang kala siswa memperoleh nilai yang tidak sesuai harapan. Keberhasilan
belajar siswa tentu dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti yang telah diungkapkan
sebelumnya bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa
adalah faktor eksternal yakni berasal dari guru. Penggunaan metode mengajar
atau model pembelajaran akan berdampak pada motivasi belajar siswa. Kurang
bervariasinya guru dalam menggunakan metode dan media pembelajaran membuat
siswa tidak memiliki minat dalam mengikuti pembelajaran di kelas yang berdampak
terhadap hasil belajar siswa yang rendah.
Berbicara mengenai hasil belajar siswa, dari hasil
observasi yang dilakukan pada semester I tahun ajaran 2014/2015 lalu diperoleh
data yang menunjukkan bahwa nilai ulangan harian siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Muaro Jambi yang diperoleh dari
guru ekonomi menunjukkan dari 29 siswa hanya 10 siswa yang mendapatkan nilai
diatas batas ketuntasan minimal. Sementara itu, dari proses belajar yang
dilakukan terlihat masuh banyak guru yang menggunakan metode belajar
konvensional. Penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi akan
menimbulkan kebosanan pada siswa dan pada akhirnya berakibat pada pencapaian
hasil belajarnya.
Untuk mengatasi hal ini salah satu cara penerapan
model pembelajaran yang dapat digunakan adalah pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa sebagai pusat belajar. Dalam hal ini salah salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif guru di sekolah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Teams Games Tournament (TGT) adalah
suatu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda.
Sehingga siswa dapat saling membantu dalam menyelesaikan permasalahan
pembelajaran yang dihadapi.
Di dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini
siswa dituntut untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan secara perorangan
sebagai uji pemahaman. Model ini juga memberikan kesempatan kepada siswa waktu
berfikir lebih banyak menjawab dan membantu satu sama lain sehingga
pembelajaran yang dilalui oleh siswa menjadi sebuah pembelajaran yang bermakna.
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini diharapkan dapat menumbuhkan
berbagai kegiatan belajar siswa dengan kata lain terciptalah interaksi
edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing
sedangkan siswa sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan
berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru.
Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan berbagai
variasi dalam mengajar, dengan menggunakan model pembelajaran tipe TGT ini
memungkinkan aktivitas pembelajaran menjadi aktif dan tidak menjemukan sehingga
nanti akan memberikan dampak positif terhadap hasil belajar. Oleh sebab itu,
untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games Tournament) terhadap Hasil
Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 30 Muaro Jambi
Tahun Ajaran 2014/2015”.
1.2
Batasan
Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih
terfokus maka peneliti membuat batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Hasil belajaryang diukur adalah
kemampuan kognitif jenjang C1, C2, C3 dan C4.
2.
Model pembelajaran yang digunakan adalah
model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
1.3
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas VII di SMP Negeri 30 Muaro Jambi Tahun Ajaran 2014/2015?
2.
Bagaimana hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa kelas VII
di
SMP Negeri 30 Muaro Jambi Tahun Ajaran 2014/2015
setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT?
3.
Apakah terdapat pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) terhadap hasil belajar ekonomi siswa VII di SMP Negeri 30 Muaro Jambi Tahun
Ajaran 2014/2015?
1.4
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah:
1.
Untuk mengetahui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas VII di SMP Negeri 30 Muaro Jambi Tahun
Ajaran 2014/2015.
2.
Untuk mengetahui hasil belajar mata
pelajaran ekonomi siswa kelas VII
di SMP
Negeri 30 Muaro Jambi
Tahun Ajaran 2014/2015 setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT.
3.
Untuk mengetahui pengaruh penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas VII di SMP Negeri 30 Muaro Jambi Tahun Ajaran 2014/2015.
1.5
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat:
1)
Teoritis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah kajian pustaka mengenai model pembelajaran.
2)
Praktis
Bagi
guru:
sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran
yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pengajaran sehingga memberikan layanan
yang terbaik bagi siswa. Selain itu, guru dapat memilih model pembelajaran yang
efektif.
Bagi
siswa: siswa akan lebih aktif dalam berfikir dan ikut
terlibat dalam pembelajaran. Selain itu, siswa yang mengalami kesulitan belajar
dan berkomunikasi akan terbantu sehingga cepat paham serta tidak jenuh.
Bagi
peneliti: dapat mempelajari lebih dalam model TGT serta
mendapat pengalaman dan pengetahuan yang dapat dijadikan bekal dikemudian hari.
1.6
Definisi
Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari penafsiran
istilah-istilah yang beragam dan memberikan gambaran yang lebih jelas. Adapun
istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah:
- Hasil belajar adalah keseluruhan perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai siswa pada mata pelajaran tertentu setelah mengalami proses belajar di sekolah dan dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf. Adapun indikator yang digunakan adalah hasil post-test.
- Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu cara belajar siswa aktif dengan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan belajar tim yang menerapkan unsur permainan turnamen untuk memperoleh poin bagi skor tim mereka.